Mahasiswa Menentang: Normalisasi Mantan Napi Koruptor di Tim Pemenangan Alharis-Sani, Ancaman bagi Masa Depan Politik Jambi

Avatar

- Redaksi

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 18:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dok: Instagram @armando.2406

Dok: Instagram @armando.2406

RADIXNEWS, JAMBI –Oleh: Armando aktivis PMII Universitas Jambi

Ada beberapa nama para mantan koruptor didalam tim pemenangan Alharis-Sani sebagai berikut:

1. Zumi zola (mantan gubernur Jambi), sebagai ketua dewan pembina tim Alharis-Sani. Kasus korupsi suap ketok palu APBD Provinsi Jambi.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

2. Antony Zeidra (mantan wakil gubernur Jambi), sebagai ketua dewan penasehat tim Alharis-Sani. Korupsi aliran dana bank Indonesia

3. Syahrasaddin (mantan sekda provinsi Jambi), sebagai dewan pakar tim Alharis-Sani. Korupsi aliran dana pramuka kwarda Jambi.

4. M Madel (mantan bupati sarolangun), sebagai dewan penasehat tim Alharis-Sani. Korupsi pembangunan dermaga ponton.

 

Kepercayaan publik terhadap pejabat dan proses politik menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga kesehatan demokrasi. Namun, ketika mantan koruptor dilibatkan dalam tim pemenangan pasangan gubernur, hal ini dapat merusak prinsip dasar kejujuran dan transparansi yang harus dijunjung tinggi oleh setiap kandidat dan pemimpin politik. Fenomena ini tidak hanya mengancam moralitas publik, tetapi juga berpotensi menormalisasi praktik korupsi di ranah politik.

 

Mantan pelaku korupsi, meskipun telah menjalani hukuman, membawa stigma yang seharusnya diwaspadai. Integritas adalah hal yang sulit untuk dipulihkan setelah ternoda oleh kejahatan, terutama korupsi yang dampaknya sistemik bagi masyarakat luas. Masyarakat bisa saja menganggap bahwa keterlibatan mantan koruptor dalam tim pemenangan sebagai tanda bahwa korupsi adalah masalah yang “dimaklumi” di dunia politik, selama ada kekuatan politik yang kuat di belakangnya.

 

Lebih parahnya lagi, langkah ini dapat mendorong persepsi bahwa politik adalah arena bagi mereka yang mampu mengamankan kekuasaan, bukan untuk mereka yang memiliki kapabilitas dan integritas tinggi. Ketika politikus mengabaikan rekam jejak korupsi demi kemenangan elektoral, mereka memberi pesan salah kepada masyarakat, terutama generasi muda, bahwa masa lalu kelam di pemerintahan dapat dengan mudah disingkirkan begitu saja.

Baca Juga :  Perubahan Dinamis dalam Politik: Menghadapi Realitas yang Selalu Berubah

 

Dari sudut pandang mahasiswa, hal ini sangat meresahkan. Mahasiswa adalah agen perubahan, generasi yang diharapkan bisa memperbaiki kondisi bangsa di masa depan. Namun, bagaimana harapan itu bisa diwujudkan jika contoh yang mereka lihat dalam dunia politik justru merusak nilai-nilai kejujuran dan integritas? Bagi mahasiswa, keterlibatan mantan koruptor dalam politik adalah sinyal bahwa perjuangan melawan korupsi diabaikan, dan bahwa dosa-dosa lama dapat dengan mudah diampuni demi ambisi politik.

 

Mahasiswa, yang telah banyak terlibat dalam gerakan antikorupsi di berbagai kampus, melihat hal ini sebagai ancaman serius terhadap masa depan bangsa terutama di provinsi Jambi. Mereka menuntut politik yang bersih dan transparan, politik yang memprioritaskan kepentingan publik daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Jika praktik melibatkan mantan koruptor dalam politik terus dibiarkan, bagaimana mahasiswa bisa yakin bahwa suara mereka dalam memperjuangkan keadilan akan didengar?

 

Selain itu, keterlibatan mantan koruptor dalam tim pemenangan Alharis-Sani ini bisa mencederai upaya pemberantasan korupsi yang selama ini diperjuangkan oleh banyak pihak di Provinsi Jambi, termasuk lembaga antikorupsi, masyarakat sipil, dan mahasiswa sendiri. Kolusi antara politikus dan mantan koruptor dapat membuka celah bagi kembalinya praktik-praktik curang di kemudian hari. Hal ini juga melemahkan kepercayaan publik terhadap komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi.

 

Mahasiswa, sebagai bagian dari masyarakat yang terdidik dan kritis, juga merasa bahwa keterlibatan mantan koruptor dalam politik merusak esensi demokrasi itu sendiri. Mereka bertanya, apakah pemimpin yang didukung oleh individu dengan rekam jejak kelam benar-benar dapat membawa perubahan positif? Apakah nilai-nilai integritas dan kejujuran akan tetap diperjuangkan di bawah kepemimpinan yang kompromi dengan masa lalu yang korup?

Baca Juga :  MK Ubah Syarat Pilkada, Parpol Non Parlemen Bisa Usung Kepala Daerah

Oleh karena itu, partisipasi mantan koruptor dalam dunia politik harus menjadi perhatian serius. Masyarakat, termasuk mahasiswa, perlu lebih kritis dalam menilai siapa saja yang terlibat dalam proses politik, karena demokrasi yang sehat hanya bisa tumbuh di atas landasan integritas, bukan di atas kompromi dengan masa lalu yang kelam.

 

Penolakan terhadap normalisasi korupsi harus terus digaungkan, terutama oleh kalangan mahasiswa yang memiliki idealisme tinggi. Karena ketika kita mulai mentoleransi keterlibatan mantan koruptor dalam politik, kita tidak hanya memperlemah demokrasi, tetapi juga membiarkan moralitas publik hancur sedikit demi sedikit. Mahasiswa harus berada di garis depan dalam menolak normalisasi ini, memperjuangkan politik yang bersih, dan menuntut keadilan serta integritas di setiap level kepemimpinan.

Komentar Anda Terkait Berita Ini?

Editor :Admin

Berita Terkait

Refleksi HUT Ke 25 Sarolangun : Sukseskan Transisi Kepemimpinan Nasional dan Daerah Menuju Indonesia Maju
Perubahan Dinamis dalam Politik: Menghadapi Realitas yang Selalu Berubah
Pilkada Jambi: Pertarungan Antara Dukungan Rakyat dan Kekuasaan Elite Politik
Survei LKPR di Kota Jambi : Elektabilitas ROMAN (Romi-Sudirman) Capai 59%, Haris-Sani 38%
Pelantikan DPD GRIB Jaya (Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Indonesia Bersatu) Jambi
Kapolda Jambi Hadiri Kegiatan Deklarasi Kampanye Damai Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Prov. Jambi
KPU Provinsi Jambi Resmi Menetapkan Nomor Urut Calon Gubernur Provinsi Jambi
Hadir Ditengah-tengah Masyarakat Dengarkan Aspirasi, Masnah Optimis Raih Kemenangan Dengan Bersatu nya Ivan Wirata
Berita ini 250 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 Oktober 2024 - 00:19 WIB

Pagar Restoran Gudhas di Kota Jambi Diduga Melanggar Regulasi Tata Ruang

Jumat, 18 Oktober 2024 - 00:10 WIB

Perkuat Hubungan Antar Lembaga, Dirpolairud Polda Jambi Samabangi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah

Jumat, 18 Oktober 2024 - 00:08 WIB

Siap Bersinergi Ciptakan Situasi Kondusif, Dirpolairud Polda Jambi Sambangi Kantor PWNU

Jumat, 18 Oktober 2024 - 00:06 WIB

Kapolda Jambi Meresmikan Bedah Rumah Milik Seorang Lansia Bernama Nenek Minah Yang Merupakan Warga Tungkal Ilir Kabupaten Tanjab Barat

Jumat, 18 Oktober 2024 - 00:02 WIB

Polisi Ringkus Pelaku Penipuan Dengan Modus Jual Beli Mobil Seken, Kerugian Mencapai Rp 50 Juta Dan Uang Digunakan Untuk Judi Online

Kamis, 17 Oktober 2024 - 23:58 WIB

Wujud Apresiasi Kepada Personel Dirpolairud Polda Jambi Berikan Reward

Kamis, 17 Oktober 2024 - 23:55 WIB

Bareskrim Polri Menangkap HD Yang Merupakan Kepala Jaringan Gembong Narkoba Jenis Sabu di Jambi

Kamis, 17 Oktober 2024 - 23:51 WIB

Terpilih Dalam Rapat Umum Anggota Luar Biasa, Untung Wijaya Ajak Semua Elemen Bersatu Sembari Menunggu LPJ

Berita Terbaru