Jambi – Hiruk pikuk batu bara di jambi memang selalu menjadi sorotan masyarakat jambi, karena batu bara menjadi polemik masyarakat dari mulai kemacetan di jalur darat, sampai banyak merenggut nyawa dari warga sampai mahasiswa yang menjadi korbannya.
Belum lagi ketika batu bara dialihkan melalui sungai batanghari yang menyebabkan banyak kapal tongkang batu bara yang menabrak jembatan-jembatan yang di laluinya, banyak kerugian yang dialami dari insiden tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa lagi kita melihat kebijakan yang di ambil pemerintah hari ini terkesan “Mencla-Mencle” dari mulai menyetop lalu lintas batu bara di darat untuk hari-hari besar dan membolehkan kembali setelahnya, sampai memprogreskan jalan khusus yang belum ada jalan terangnya sampai saat ini, dan terakhir Januari 2024 di alihkan ke jalur sungai.
Silvi Dia Hernita yang kerap di sapa Nimbo anggota Green Student Movement (GSM) Walhi Jambi, menyatakan bahwa tidak ada jalur yang benar-benar efektif untuk transportasi batu bara di Jambi. “Jika kita melihat batu bara melewati jalur darat, terjadi kemacetan lalu lintas bahkan kecelakaan,” ujarnya. Menurutnya, jalur sungai pun tidak lebih baik, dengan insiden-insiden seperti tongkang batu bara yang menabrak tiang jembatan dan merusak ekosistem sungai ketika serpihan batu bara itu jatuh ke sungai batanghari.
Nimbo mengusulkan agar jalur khusus batu bara menjadi prioritas pemerintah, karena untuk meminimalisir insiden-insiden yang sudah sering terjadi. “Setidaknya untuk tidak merugikan masyarakat dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lebih baik melewati jalur khusus,” ujarnya.
Realita di lapangan menunjukkan bahwa jalur khusus batu bara belum ada titik terangnya sampai saat ini. Ujar Nimbo “Tapi kenyataan sekarang bagaimana proses jalur khusus itu sendiri ? Sepertinya tidak ada progres sama sekali.” Ia berharap pemerintah hari ini harus tegas dan memberikan solusi yang kongkrit untuk jalur khusus ini.
Radix News
Editor :Admin